Sabtu, 29 November 2014

KEEFEKTIFAN KOMPRES DINGIN DAN KOMPRES HANGAT PADA SAKIT DEMAM


Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai fisik, psikologis, biologis, kultural dan spiritual yang baik. Dalam hal ini dunia medis berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat. Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, terjangkau dan merata adalah salah satu misi yang harus dicapai untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 (Pusdiknakes, 2000).1 Kesehatan dapat dipandang suatu hal yang sepele tetapi dibalik itu semua ternyata kesehatan adalah hal utama atau yang terpenting dari segala aspek, dapat dibuktikan apabila seseorang sakit ringan ataupun berat maka semua aktivitasnya akan terganggu. Oleh karena itu, memelihara kesehatan itu penting dan merawat diri saat sakit itu perlu. Bagaimanapun juga sakit ringan apabia dibiarkan dan tidak diobati juga akan menjadi lebih parah.
Pengobatannya juga harus bisa memilih pengobatan yang baik dan cocok agar tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan pada tubuh seseorang. Saat ini banyak pengobatan – pengobatan dengan menggunakan obat herbal, cara tradisional, maupun pengobatan secara modern. Dalam hal ini saya mengambil sampel tentang adanya penyakit demam dengan pengobatan secara konvensional dan non konvensional. Pengobatan konvensional adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan cara – cara lama atau tradisional sedangkan pengobatan non konvensional adalah pengobatan dengan menggunakan cara – cara baru atau cara modern. Pada zaman dahulu banyak orang tua yang mengobati anaknya apabila sakit demam dengan cara menggunakan kain lap yang dibasahi air dingin atau air es (kompres dingin) untuk mengompres anaknya, hal tersebut juga sebelumnya dianjurkan oleh tenaga medis. Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini mulai muncul anjuran dari dunia medis dengan menggunakan kain lap yang dibasahi air hangat atau panas (kompres panas). Hal ini tidak seolah – olah menyalahkan pengobatan dengan kompres dingin, karena semuanya berawal dengan adanya perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia medis. Secara khususnya saya akan membahas tentang pengobatan demam secara konvensional dan non konvensional dengan menggunakan kompres dingin dan kompres hangat tersebut.


1.      Pengertian Demam
Suhu tubuh merupakan panas yang dihasilkan oleh tubuh dan diatur oleh suatu pusat di dalam hipotalamus dari otak. (Bouwhuizen M, 1986). Suhu tubuh manusia dikatakan rendah apabila kurang dari 35o C, dan dapat dikatakan normal apabila mencapai 36,5o C – 37,5o C, serta apabila berkisar antara 37,5o C dan 38o C maka dapat dikatakan suhu tubuhnya mengalami kenaikan (suhu tubuh subfebril), sedangkan demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh menunjukkan derajat yang lebih tinggi dari suhu tubuh normal yaitu lebih dari 38o C.2 Penderita demam biasanya merasakan ketidak nyamanan dan menggigil di sekujur tubuhnya, kepala terasa nyeri, nafsu makan berkurang, dan merasa gelisah karena tidak tahan dengan suhu tubuhnya yang tinggi. Demam merupakan penyakit yang sepele tetapi apabila tidak ditindak lanjuti maka dapat berbahaya bahkan dapat merenggut nyawa penderita. Demam biasanya lebih didominasi pada usia anak – anak, sehingga orangtua harus tanggap dengan suhu tubuh anaknya.

2.      Penyebab Demam
Pada umumnya demam diderita oleh balita dan anak - anak namun tidak menutup kemungkinan bahwa demam juga diderita oleh orang dewasa bahkan lansia sekalipun. Dengan tidak disadari demam yang merupakan risiko kegagalan dalam menjaga temperature tubuh dapat disebabkan oleh banyak factor yaitu dengan adanya perubahan rata – rata metabolic, dehidrasi yang memuncak, lingkungan yang dingin maupun panas (ekstrim), sakit yang mempengaruhi regulasi dari temperature, ketidak aktifan seseorang, ketidak cocokan antara baju yang dikenakan dengan temperature lingkungan, pengobatan yang menyebabkan vasokontriksi, pengaruh obat tidur, dan luka yang mempengaruhi temperature tubuh serta aktivitas yang giat yang menyebabkan tubuh kelelahan (Craft Martha dan Smith Kelly, 2010).3 Selain factor – factor tersebut masih ada factor lain yang menyebabkan demam yaitu pengaruh umur dan berat badan seseorang. Usia anak – anak adalah usia yang sangat rentan dengan adanya demam.

3.      Tipe Demam
Demam dapat dibedakan menjadi beberapa tipe demam yaitu (Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi, 2013) :
a.       Demam Septik
Pada tipe ini disertai dengan tubuh yang menggigil dan berkeringat. Suhu badan naik tinggi sekali dimalam hari dan turun diatas normal pada pagi hari. Demam yang mulanya tinggi lalu turun ketingkat normal disebut demam hektik.
b.      Demam Remiten
Pada tipe ini suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak akan pernah mencapai suhu tubuh yang normal.
c.       Demam Intermiten
Demam tipe ini suhu badan dapat turun mencapai suhu normal selama beberapa jam dalam sehari. Jika demam yang seperti ini terjadi dua hari sekali maka disebut tersiana dan jika terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d.      Demam kontinyu
Demam kontinyu memberikan variasi suhu sepanjang hari yang perubahan suhunya tidak lebih dari satu derajat. Apabila demam terus menerus tinggi disebut hiperpireksia.
e.       Demam Siklik
Demam siklik mengalami kenaikan suhu tubuh dalam selang waktu beberapa hari dan diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang pada waktu selanjutnya diikuti oleh kenaikan suhu yang normal seperti suhu semula.4

4.      Pengobatan Demam
Secara umum pengobatan demam dapat dilakukan dengan banyak cara mulai dari membuat ramuan – ramuan sendiri dengan bahan – bahan alami ataupun rempah – rempah, pembelian obat herbal secara langsung, obat apotek maupun obat warung, dan bisa juga pemeriksaan ke dokter atau puskesmas serta pengobatan yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan kompres. Meskipun banyak obat – obat instan di dunia luar tetapi kompres adalah cara terbaik karena dilihat dari segi efeknya obat – obatan instan menimbulkan berbagai macam efek mulai dari kantuk, dosis yang terlalu tinggi, kerusakan organ dalam apabila sering dikonsumsi bahkan menimbulkan ketergantungan dan alergi. Selain itu efek kesembuhan yang diberikan juga dalam jangka waktu yang lama bahkan terkadang tidak berefek sama sekali. Sedangkan kompres selain dengan kepraktisan dalam pengobatnnya kompres bisa diterapkan dengan menggunakan alat yang mudah dicari juga memberikan pengaruh sedikit demi sedikit yang akhirnya dapat menyembuhkan penderita dengan lebih efisien dan lebih cepat. Kompres ada dua macam yaitu kompres dingin dan kompres hangat. Kedua macam kompres tersebut mempunyai keefektifan yang berbeda.

a.      Kompres Dingin
Kompres dingin merupakan pengobatan konvensional atau pengobatan dengan cara lama yang diberikan (ditempel) pada bagian dahi penderita demam. Sedangkan kompres dingin adalah suatu keadaan yang memberikan rasa atau suhu dingin di daerah tersebut kepada penderita. Selain ditempel pada dahi kompres dingin dapat diletakkan diketiak atupun tempat – tempat tertentu yang dapat menjangkau suhu tubuh dengan baik.
Kompres dingin bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah perluasan infeksi, mengurangi perasaan nyeri dan pendarahan (Bouwhuizen M, 1986).5 Dengan pemberian suhu dingin maka pembuluh darah akan menyempit dalam keadaan yang semula sehingga darah yang mengalir pada daerah yang terkena air es tersebut akan menurun (Bouwhuizen M, 1986).5  
Beberapa tahun yang lalu mayoritas masyarakat menggunakan pengobatan kompres dingin dengan cara memasukkan air dingin atau air bongkahan es ke dalam baskom lalu dengan memakai sarung tangan pengusap badan atau kain tipis dicelupkan kedalam baskom berisi air es tersebut hingga basah tetapi tidak boleh terlalu basah hingga menetes dan ditempelkan didahi penderita (Bouwhuizen M 1986).5 Proses ini dilakukan secara berulang – ulang dan apabila sarung tangan pengusap badan sudah mulai sedikit mengering maka ulangi proses yang awal lagi hingga suhu tubuh mulai menurun. Pada penggunaan kompres dingin sebaiknya tidak dilakukan lebih dari satu jam agar jaringannya tetap terjaga seperti semula. Kompres dingin dapat memberikan beberapa efek pada tubuh yaitu adanya penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi), mengurangi rasa nyeri, mengurangi rasa gatal, meredakan inflamasi dengan fase vasokontriksi, memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, serta dapat menurunkan permeabilitas kapiler dan metabolisme seluler (R Hegner Barbara dan Caldwell Esther, 1992).6
Menurut saya cara ini memang cara terpraktis pada zaman dahulu dibandingkan dengan obat – obat herbal atau ramuan buatan sendiri yang prosesnya lama dan perlu banyak tahapan untuk membuatnya.  Akan tetapi saya juga kurang setuju dengan penggunaan kompres dingin pada penderita demam karena didalam tubuh kita ternyata ada yang namanya pusat pengatur suhu (thermoregulator) yang dapat mengatur suhu tubuh kita. Cara kerjanya, ketika suhu di sekitar tubuh kita dingin maka pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal ini kemudian menaikkan suhu tubuh kita untuk mengimbangi, jadi tubuh kita terasa hangat. Dan jika kita mengkompres dengan air dingin, yang terjadi adalah air dingin membuat suhu di sekitar dingin sehingga pusat pengatur suhu akan menaikkan suhu tubuh kita . Oleh sebab itu bila dikompres dengan air dingin, yang terjadi bukannya suhu tubuh menurun malah tubuh kita akan semakin tinggi suhunya. Selain itu karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas. Memang pada umumnya dengan kompres dingin bisa sembuh dan dapat meringankan beban penderita akan tetapi keefektifan pengobatannya masih kurang karena efeknya juga akan memberi masalah pada system saraf penderita.

b.      Kompres Hangat
Sedangkan pengobatan non konvensional atau cara modern yang diterapkan pada sakit demam yaitu kompres hangat. Kompres hangat adalah suatu keadaan yang dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat dapat memberikan efek yang baik pada penderita demam salah satunya yaitu dapat menunkan suhu tubuh dengan baik. Selain itu kompres hangat memberikan efek memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, dan merangsang peristaltik usus. Kompres hangat digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri dan pusat pengatur suhu tubuh menerima informasi bahwa suhu tubuh dalam kondisi hangat, oleh karena itu suhu tubuh butuh membutuhkan penurunan suhu. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanismeuntuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas danmeningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap (Smletzer, 2002).7 Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer (Arikunto dan Suharsini, 1998).1
Cara pengobatannyapun tidak berbeda jauh dengan cara pengobatan kompres dingin. Cara yang digunakan paling umum yaitu dengan menyediakan air hangat dengan suhu sekitar 40o C di baskom dan handuk kecil, pertama lipat handuk kecil menjadi beberapa bagian yang sekiranya cukup untuk ditempel lalu celupkan lipatan handuk ke dalam baskom berisi air hangat dan jangan lupa di peras, setelah itu dapat langsung ditempel dibagian tertentu (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Kompres hangat penempatannya berbeda dengan kompres dingin yaitu tidak ditempel dibagian dahi karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala, melainkan ditempel dibagian perut apabila penderita demam tidak memiliki usus buntu, dan selain itu  bisa juga ditempelkan di bagian paha (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Hal ini dilakukan secara berulang – ulang apabila handuknya mulai mengering dan dilakukan secara terus menerus hingga suhu tubuhnya menurun.
Untuk menghindari penggunaan handuk dapat juga dengan tetap melakukan kompres hangat tetapi bahan yang berbeda, yaitu dengan cara menyediakan botol kaca yang sudah steril lalu menuangkan air panas atau air hangat ke dalam botol kaca sampai penuh lalu tutup dengan rapat. Setelah itu tempelkan botol berisi air hangat tersebut dibagian perut bagi penderita demam yang tidak mempunyai usus buntu atau dapat juga ditempel dipaha lalu. Dalam penggunaan bahan botol tidak hanya ditempel saja akan tetapi digulung – gulungkan dibagian tersebut dan dikondisikan masih dalam  keadaan hangat hingga suhu tubuh menurun, apabila airnya sudah mulai dingin maka harus diganti dengan air yang hangat lagi. Agar lebih efektif maka kompres hangat dilakukan tidak lebih dari satu jam agar kulit penderita tidak memerah dan tidak mengalami kerusakan jaringan.
Menurut saya kompres hangat lebih memberikan pengaruh yang baik dan tidak memberikan efek samping yang berlebihan karena dapat meminimalisir suhu tubuh penderita demam. Jika pada kompres dingin menimbulkan rasa kaget pada sarafnya karena pemberian suhu dingin secara langsung maka dengan adanya kompres hangat suhu tubuh penderita yang awalnya tinggi (panas) dapat diimbangi dengan suhu kompres yang berada sedikit dibawah derajat suhu panas penderita jadi lebih bisa memberikan kenetralan dan tidak menimbulkan rasa kaget pada saraf dan juga karena adanya kontak dengan air hangat maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan sedikit membuka sehingga dapat mempermudah  pengeluaran panas pada tubuh penderita demam.
Dari penelitian dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengobatan demam dengan menggunakan kompres dapat memberikan pengaruh yang besar pada penderita demam. Meskipun banyak pengobatan dengan cara herbal atau cara tradisional tetapi efek yang diberikan lebih lama sedangkan kompres memberikan efek sedikit demi sedikit tetapi cara kerjanya lebih cepat. Dan dari segi kepraktisan kompres memberikan cara yang lebih praktis dibandingkan penggunaan obat herbal ataupun pengobatan lainnya. Sedangkan kompres dapat dilakukan dengan kompres dingin dan kompres hangat. Keduanya mempunyai tingkat kepraktisan yang sama dan penggunaan alat yang mudah dicari.
Pada kompres dingin dapat memberikan efek penyembuhan dimana saat proses pengeluaran panasnya masih sulit dikarenakan adanya vasokontriksi atau penyempitan pada pembuluh darah dan memberikan respon seperti rasa kaget pada sarafnya karena ketika suhu pada kompres dingin maka pusat pegatur suhu akan menangkap sinyal secara tiba – tiba. Jadi kompres dingin tidak memberikan penurunan suhu tubuh melainkan menaikkan suhu tubuh.
Sedangkan kompres hangat memberikan efek penyembuhan dengan proses pembesaran pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga mudah dalam mengeluarkan panas. Cara kerjanya yaitu ketika reseptor pea terhadap panas di hipotalamus melalui sumsum tulang belakang dirangsang dan system efektor mengeluarkan sinyal yang mulai berkeringat dan adanya vasodilatasi perifer.
   Jadi dilihat dari segi kecepatan reaksi dan kepraktisannya pengobatan dengan cara kompres lebih cepat bekerja jika dibandingkan dengan pengobatan lainnya. Dan dilihat dari segi keefektifannya penggunaan kompres hangat lebih memberikan kesembuhan yang lebih efektif dan lebih  mendukung jika dibandingkan dengan penggunaan kompres dingin.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto dan Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek [internet]. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 1998; diakses 12 Desember 2013. Dari : http://askep45kesehatan.com/2011/05/efektifitas-kompres-panas-dan-dingin.html
2.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 2. Jakarta:EGC;1986.
3.      Craft Martha dan Smith Kelly. Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta:Digna Pustaka;2010. P. 45.
4.      Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC – NOC. Jilid I. Yogyakarta: Mediaction;2013. P. 156.
5.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 1. Jakarta:EGC;1986
6.      R Hegner Barbara dan Caldwell Esther. Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Perawatan [internet]. Edisi ke 6. Jakarta:EGC;1992; diakses pada 13 Desember 2013. Dari : http://books.google.co.id/books?id=QczL68jZF8AC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
7.      Smletzer, S. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC;2002.

8.      Nursalam dan Pariani S. Pendekatan Praktis Metodologi Riset  Keperawatan. Jakarta : CV;2001.

KEEFEKTIFAN KOMPRES DINGIN DAN KOMPRES HANGAT PADA SAKIT DEMAM


Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai fisik, psikologis, biologis, kultural dan spiritual yang baik. Dalam hal ini dunia medis berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat. Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, terjangkau dan merata adalah salah satu misi yang harus dicapai untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 (Pusdiknakes, 2000).1 Kesehatan dapat dipandang suatu hal yang sepele tetapi dibalik itu semua ternyata kesehatan adalah hal utama atau yang terpenting dari segala aspek, dapat dibuktikan apabila seseorang sakit ringan ataupun berat maka semua aktivitasnya akan terganggu. Oleh karena itu, memelihara kesehatan itu penting dan merawat diri saat sakit itu perlu. Bagaimanapun juga sakit ringan apabia dibiarkan dan tidak diobati juga akan menjadi lebih parah.
Pengobatannya juga harus bisa memilih pengobatan yang baik dan cocok agar tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan pada tubuh seseorang. Saat ini banyak pengobatan – pengobatan dengan menggunakan obat herbal, cara tradisional, maupun pengobatan secara modern. Dalam hal ini saya mengambil sampel tentang adanya penyakit demam dengan pengobatan secara konvensional dan non konvensional. Pengobatan konvensional adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan cara – cara lama atau tradisional sedangkan pengobatan non konvensional adalah pengobatan dengan menggunakan cara – cara baru atau cara modern. Pada zaman dahulu banyak orang tua yang mengobati anaknya apabila sakit demam dengan cara menggunakan kain lap yang dibasahi air dingin atau air es (kompres dingin) untuk mengompres anaknya, hal tersebut juga sebelumnya dianjurkan oleh tenaga medis. Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini mulai muncul anjuran dari dunia medis dengan menggunakan kain lap yang dibasahi air hangat atau panas (kompres panas). Hal ini tidak seolah – olah menyalahkan pengobatan dengan kompres dingin, karena semuanya berawal dengan adanya perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia medis. Secara khususnya saya akan membahas tentang pengobatan demam secara konvensional dan non konvensional dengan menggunakan kompres dingin dan kompres hangat tersebut.


1.      Pengertian Demam
Suhu tubuh merupakan panas yang dihasilkan oleh tubuh dan diatur oleh suatu pusat di dalam hipotalamus dari otak. (Bouwhuizen M, 1986). Suhu tubuh manusia dikatakan rendah apabila kurang dari 35o C, dan dapat dikatakan normal apabila mencapai 36,5o C – 37,5o C, serta apabila berkisar antara 37,5o C dan 38o C maka dapat dikatakan suhu tubuhnya mengalami kenaikan (suhu tubuh subfebril), sedangkan demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh menunjukkan derajat yang lebih tinggi dari suhu tubuh normal yaitu lebih dari 38o C.2 Penderita demam biasanya merasakan ketidak nyamanan dan menggigil di sekujur tubuhnya, kepala terasa nyeri, nafsu makan berkurang, dan merasa gelisah karena tidak tahan dengan suhu tubuhnya yang tinggi. Demam merupakan penyakit yang sepele tetapi apabila tidak ditindak lanjuti maka dapat berbahaya bahkan dapat merenggut nyawa penderita. Demam biasanya lebih didominasi pada usia anak – anak, sehingga orangtua harus tanggap dengan suhu tubuh anaknya.

2.      Penyebab Demam
Pada umumnya demam diderita oleh balita dan anak - anak namun tidak menutup kemungkinan bahwa demam juga diderita oleh orang dewasa bahkan lansia sekalipun. Dengan tidak disadari demam yang merupakan risiko kegagalan dalam menjaga temperature tubuh dapat disebabkan oleh banyak factor yaitu dengan adanya perubahan rata – rata metabolic, dehidrasi yang memuncak, lingkungan yang dingin maupun panas (ekstrim), sakit yang mempengaruhi regulasi dari temperature, ketidak aktifan seseorang, ketidak cocokan antara baju yang dikenakan dengan temperature lingkungan, pengobatan yang menyebabkan vasokontriksi, pengaruh obat tidur, dan luka yang mempengaruhi temperature tubuh serta aktivitas yang giat yang menyebabkan tubuh kelelahan (Craft Martha dan Smith Kelly, 2010).3 Selain factor – factor tersebut masih ada factor lain yang menyebabkan demam yaitu pengaruh umur dan berat badan seseorang. Usia anak – anak adalah usia yang sangat rentan dengan adanya demam.

3.      Tipe Demam
Demam dapat dibedakan menjadi beberapa tipe demam yaitu (Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi, 2013) :
a.       Demam Septik
Pada tipe ini disertai dengan tubuh yang menggigil dan berkeringat. Suhu badan naik tinggi sekali dimalam hari dan turun diatas normal pada pagi hari. Demam yang mulanya tinggi lalu turun ketingkat normal disebut demam hektik.
b.      Demam Remiten
Pada tipe ini suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak akan pernah mencapai suhu tubuh yang normal.
c.       Demam Intermiten
Demam tipe ini suhu badan dapat turun mencapai suhu normal selama beberapa jam dalam sehari. Jika demam yang seperti ini terjadi dua hari sekali maka disebut tersiana dan jika terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d.      Demam kontinyu
Demam kontinyu memberikan variasi suhu sepanjang hari yang perubahan suhunya tidak lebih dari satu derajat. Apabila demam terus menerus tinggi disebut hiperpireksia.
e.       Demam Siklik
Demam siklik mengalami kenaikan suhu tubuh dalam selang waktu beberapa hari dan diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang pada waktu selanjutnya diikuti oleh kenaikan suhu yang normal seperti suhu semula.4

4.      Pengobatan Demam
Secara umum pengobatan demam dapat dilakukan dengan banyak cara mulai dari membuat ramuan – ramuan sendiri dengan bahan – bahan alami ataupun rempah – rempah, pembelian obat herbal secara langsung, obat apotek maupun obat warung, dan bisa juga pemeriksaan ke dokter atau puskesmas serta pengobatan yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan kompres. Meskipun banyak obat – obat instan di dunia luar tetapi kompres adalah cara terbaik karena dilihat dari segi efeknya obat – obatan instan menimbulkan berbagai macam efek mulai dari kantuk, dosis yang terlalu tinggi, kerusakan organ dalam apabila sering dikonsumsi bahkan menimbulkan ketergantungan dan alergi. Selain itu efek kesembuhan yang diberikan juga dalam jangka waktu yang lama bahkan terkadang tidak berefek sama sekali. Sedangkan kompres selain dengan kepraktisan dalam pengobatnnya kompres bisa diterapkan dengan menggunakan alat yang mudah dicari juga memberikan pengaruh sedikit demi sedikit yang akhirnya dapat menyembuhkan penderita dengan lebih efisien dan lebih cepat. Kompres ada dua macam yaitu kompres dingin dan kompres hangat. Kedua macam kompres tersebut mempunyai keefektifan yang berbeda.

a.      Kompres Dingin
Kompres dingin merupakan pengobatan konvensional atau pengobatan dengan cara lama yang diberikan (ditempel) pada bagian dahi penderita demam. Sedangkan kompres dingin adalah suatu keadaan yang memberikan rasa atau suhu dingin di daerah tersebut kepada penderita. Selain ditempel pada dahi kompres dingin dapat diletakkan diketiak atupun tempat – tempat tertentu yang dapat menjangkau suhu tubuh dengan baik.
Kompres dingin bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah perluasan infeksi, mengurangi perasaan nyeri dan pendarahan (Bouwhuizen M, 1986).5 Dengan pemberian suhu dingin maka pembuluh darah akan menyempit dalam keadaan yang semula sehingga darah yang mengalir pada daerah yang terkena air es tersebut akan menurun (Bouwhuizen M, 1986).5  
Beberapa tahun yang lalu mayoritas masyarakat menggunakan pengobatan kompres dingin dengan cara memasukkan air dingin atau air bongkahan es ke dalam baskom lalu dengan memakai sarung tangan pengusap badan atau kain tipis dicelupkan kedalam baskom berisi air es tersebut hingga basah tetapi tidak boleh terlalu basah hingga menetes dan ditempelkan didahi penderita (Bouwhuizen M 1986).5 Proses ini dilakukan secara berulang – ulang dan apabila sarung tangan pengusap badan sudah mulai sedikit mengering maka ulangi proses yang awal lagi hingga suhu tubuh mulai menurun. Pada penggunaan kompres dingin sebaiknya tidak dilakukan lebih dari satu jam agar jaringannya tetap terjaga seperti semula. Kompres dingin dapat memberikan beberapa efek pada tubuh yaitu adanya penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi), mengurangi rasa nyeri, mengurangi rasa gatal, meredakan inflamasi dengan fase vasokontriksi, memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, serta dapat menurunkan permeabilitas kapiler dan metabolisme seluler (R Hegner Barbara dan Caldwell Esther, 1992).6
Menurut saya cara ini memang cara terpraktis pada zaman dahulu dibandingkan dengan obat – obat herbal atau ramuan buatan sendiri yang prosesnya lama dan perlu banyak tahapan untuk membuatnya.  Akan tetapi saya juga kurang setuju dengan penggunaan kompres dingin pada penderita demam karena didalam tubuh kita ternyata ada yang namanya pusat pengatur suhu (thermoregulator) yang dapat mengatur suhu tubuh kita. Cara kerjanya, ketika suhu di sekitar tubuh kita dingin maka pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal ini kemudian menaikkan suhu tubuh kita untuk mengimbangi, jadi tubuh kita terasa hangat. Dan jika kita mengkompres dengan air dingin, yang terjadi adalah air dingin membuat suhu di sekitar dingin sehingga pusat pengatur suhu akan menaikkan suhu tubuh kita . Oleh sebab itu bila dikompres dengan air dingin, yang terjadi bukannya suhu tubuh menurun malah tubuh kita akan semakin tinggi suhunya. Selain itu karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas. Memang pada umumnya dengan kompres dingin bisa sembuh dan dapat meringankan beban penderita akan tetapi keefektifan pengobatannya masih kurang karena efeknya juga akan memberi masalah pada system saraf penderita.

b.      Kompres Hangat
Sedangkan pengobatan non konvensional atau cara modern yang diterapkan pada sakit demam yaitu kompres hangat. Kompres hangat adalah suatu keadaan yang dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat dapat memberikan efek yang baik pada penderita demam salah satunya yaitu dapat menunkan suhu tubuh dengan baik. Selain itu kompres hangat memberikan efek memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, dan merangsang peristaltik usus. Kompres hangat digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri dan pusat pengatur suhu tubuh menerima informasi bahwa suhu tubuh dalam kondisi hangat, oleh karena itu suhu tubuh butuh membutuhkan penurunan suhu. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanismeuntuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas danmeningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap (Smletzer, 2002).7 Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer (Arikunto dan Suharsini, 1998).1
Cara pengobatannyapun tidak berbeda jauh dengan cara pengobatan kompres dingin. Cara yang digunakan paling umum yaitu dengan menyediakan air hangat dengan suhu sekitar 40o C di baskom dan handuk kecil, pertama lipat handuk kecil menjadi beberapa bagian yang sekiranya cukup untuk ditempel lalu celupkan lipatan handuk ke dalam baskom berisi air hangat dan jangan lupa di peras, setelah itu dapat langsung ditempel dibagian tertentu (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Kompres hangat penempatannya berbeda dengan kompres dingin yaitu tidak ditempel dibagian dahi karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala, melainkan ditempel dibagian perut apabila penderita demam tidak memiliki usus buntu, dan selain itu  bisa juga ditempelkan di bagian paha (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Hal ini dilakukan secara berulang – ulang apabila handuknya mulai mengering dan dilakukan secara terus menerus hingga suhu tubuhnya menurun.
Untuk menghindari penggunaan handuk dapat juga dengan tetap melakukan kompres hangat tetapi bahan yang berbeda, yaitu dengan cara menyediakan botol kaca yang sudah steril lalu menuangkan air panas atau air hangat ke dalam botol kaca sampai penuh lalu tutup dengan rapat. Setelah itu tempelkan botol berisi air hangat tersebut dibagian perut bagi penderita demam yang tidak mempunyai usus buntu atau dapat juga ditempel dipaha lalu. Dalam penggunaan bahan botol tidak hanya ditempel saja akan tetapi digulung – gulungkan dibagian tersebut dan dikondisikan masih dalam  keadaan hangat hingga suhu tubuh menurun, apabila airnya sudah mulai dingin maka harus diganti dengan air yang hangat lagi. Agar lebih efektif maka kompres hangat dilakukan tidak lebih dari satu jam agar kulit penderita tidak memerah dan tidak mengalami kerusakan jaringan.
Menurut saya kompres hangat lebih memberikan pengaruh yang baik dan tidak memberikan efek samping yang berlebihan karena dapat meminimalisir suhu tubuh penderita demam. Jika pada kompres dingin menimbulkan rasa kaget pada sarafnya karena pemberian suhu dingin secara langsung maka dengan adanya kompres hangat suhu tubuh penderita yang awalnya tinggi (panas) dapat diimbangi dengan suhu kompres yang berada sedikit dibawah derajat suhu panas penderita jadi lebih bisa memberikan kenetralan dan tidak menimbulkan rasa kaget pada saraf dan juga karena adanya kontak dengan air hangat maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan sedikit membuka sehingga dapat mempermudah  pengeluaran panas pada tubuh penderita demam.
Dari penelitian dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengobatan demam dengan menggunakan kompres dapat memberikan pengaruh yang besar pada penderita demam. Meskipun banyak pengobatan dengan cara herbal atau cara tradisional tetapi efek yang diberikan lebih lama sedangkan kompres memberikan efek sedikit demi sedikit tetapi cara kerjanya lebih cepat. Dan dari segi kepraktisan kompres memberikan cara yang lebih praktis dibandingkan penggunaan obat herbal ataupun pengobatan lainnya. Sedangkan kompres dapat dilakukan dengan kompres dingin dan kompres hangat. Keduanya mempunyai tingkat kepraktisan yang sama dan penggunaan alat yang mudah dicari.
Pada kompres dingin dapat memberikan efek penyembuhan dimana saat proses pengeluaran panasnya masih sulit dikarenakan adanya vasokontriksi atau penyempitan pada pembuluh darah dan memberikan respon seperti rasa kaget pada sarafnya karena ketika suhu pada kompres dingin maka pusat pegatur suhu akan menangkap sinyal secara tiba – tiba. Jadi kompres dingin tidak memberikan penurunan suhu tubuh melainkan menaikkan suhu tubuh.
Sedangkan kompres hangat memberikan efek penyembuhan dengan proses pembesaran pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga mudah dalam mengeluarkan panas. Cara kerjanya yaitu ketika reseptor pea terhadap panas di hipotalamus melalui sumsum tulang belakang dirangsang dan system efektor mengeluarkan sinyal yang mulai berkeringat dan adanya vasodilatasi perifer.
   Jadi dilihat dari segi kecepatan reaksi dan kepraktisannya pengobatan dengan cara kompres lebih cepat bekerja jika dibandingkan dengan pengobatan lainnya. Dan dilihat dari segi keefektifannya penggunaan kompres hangat lebih memberikan kesembuhan yang lebih efektif dan lebih  mendukung jika dibandingkan dengan penggunaan kompres dingin.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto dan Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek [internet]. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 1998; diakses 12 Desember 2013. Dari : http://askep45kesehatan.com/2011/05/efektifitas-kompres-panas-dan-dingin.html
2.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 2. Jakarta:EGC;1986.
3.      Craft Martha dan Smith Kelly. Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta:Digna Pustaka;2010. P. 45.
4.      Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC – NOC. Jilid I. Yogyakarta: Mediaction;2013. P. 156.
5.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 1. Jakarta:EGC;1986
6.      R Hegner Barbara dan Caldwell Esther. Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Perawatan [internet]. Edisi ke 6. Jakarta:EGC;1992; diakses pada 13 Desember 2013. Dari : http://books.google.co.id/books?id=QczL68jZF8AC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
7.      Smletzer, S. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC;2002.

8.      Nursalam dan Pariani S. Pendekatan Praktis Metodologi Riset  Keperawatan. Jakarta : CV;2001.

KEEFEKTIFAN KOMPRES DINGIN DAN KOMPRES HANGAT PADA SAKIT DEMAM


Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai fisik, psikologis, biologis, kultural dan spiritual yang baik. Dalam hal ini dunia medis berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat. Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, terjangkau dan merata adalah salah satu misi yang harus dicapai untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 (Pusdiknakes, 2000).1 Kesehatan dapat dipandang suatu hal yang sepele tetapi dibalik itu semua ternyata kesehatan adalah hal utama atau yang terpenting dari segala aspek, dapat dibuktikan apabila seseorang sakit ringan ataupun berat maka semua aktivitasnya akan terganggu. Oleh karena itu, memelihara kesehatan itu penting dan merawat diri saat sakit itu perlu. Bagaimanapun juga sakit ringan apabia dibiarkan dan tidak diobati juga akan menjadi lebih parah.
Pengobatannya juga harus bisa memilih pengobatan yang baik dan cocok agar tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan pada tubuh seseorang. Saat ini banyak pengobatan – pengobatan dengan menggunakan obat herbal, cara tradisional, maupun pengobatan secara modern. Dalam hal ini saya mengambil sampel tentang adanya penyakit demam dengan pengobatan secara konvensional dan non konvensional. Pengobatan konvensional adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan cara – cara lama atau tradisional sedangkan pengobatan non konvensional adalah pengobatan dengan menggunakan cara – cara baru atau cara modern. Pada zaman dahulu banyak orang tua yang mengobati anaknya apabila sakit demam dengan cara menggunakan kain lap yang dibasahi air dingin atau air es (kompres dingin) untuk mengompres anaknya, hal tersebut juga sebelumnya dianjurkan oleh tenaga medis. Akan tetapi beberapa tahun belakangan ini mulai muncul anjuran dari dunia medis dengan menggunakan kain lap yang dibasahi air hangat atau panas (kompres panas). Hal ini tidak seolah – olah menyalahkan pengobatan dengan kompres dingin, karena semuanya berawal dengan adanya perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia medis. Secara khususnya saya akan membahas tentang pengobatan demam secara konvensional dan non konvensional dengan menggunakan kompres dingin dan kompres hangat tersebut.


1.      Pengertian Demam
Suhu tubuh merupakan panas yang dihasilkan oleh tubuh dan diatur oleh suatu pusat di dalam hipotalamus dari otak. (Bouwhuizen M, 1986). Suhu tubuh manusia dikatakan rendah apabila kurang dari 35o C, dan dapat dikatakan normal apabila mencapai 36,5o C – 37,5o C, serta apabila berkisar antara 37,5o C dan 38o C maka dapat dikatakan suhu tubuhnya mengalami kenaikan (suhu tubuh subfebril), sedangkan demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh menunjukkan derajat yang lebih tinggi dari suhu tubuh normal yaitu lebih dari 38o C.2 Penderita demam biasanya merasakan ketidak nyamanan dan menggigil di sekujur tubuhnya, kepala terasa nyeri, nafsu makan berkurang, dan merasa gelisah karena tidak tahan dengan suhu tubuhnya yang tinggi. Demam merupakan penyakit yang sepele tetapi apabila tidak ditindak lanjuti maka dapat berbahaya bahkan dapat merenggut nyawa penderita. Demam biasanya lebih didominasi pada usia anak – anak, sehingga orangtua harus tanggap dengan suhu tubuh anaknya.

2.      Penyebab Demam
Pada umumnya demam diderita oleh balita dan anak - anak namun tidak menutup kemungkinan bahwa demam juga diderita oleh orang dewasa bahkan lansia sekalipun. Dengan tidak disadari demam yang merupakan risiko kegagalan dalam menjaga temperature tubuh dapat disebabkan oleh banyak factor yaitu dengan adanya perubahan rata – rata metabolic, dehidrasi yang memuncak, lingkungan yang dingin maupun panas (ekstrim), sakit yang mempengaruhi regulasi dari temperature, ketidak aktifan seseorang, ketidak cocokan antara baju yang dikenakan dengan temperature lingkungan, pengobatan yang menyebabkan vasokontriksi, pengaruh obat tidur, dan luka yang mempengaruhi temperature tubuh serta aktivitas yang giat yang menyebabkan tubuh kelelahan (Craft Martha dan Smith Kelly, 2010).3 Selain factor – factor tersebut masih ada factor lain yang menyebabkan demam yaitu pengaruh umur dan berat badan seseorang. Usia anak – anak adalah usia yang sangat rentan dengan adanya demam.

3.      Tipe Demam
Demam dapat dibedakan menjadi beberapa tipe demam yaitu (Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi, 2013) :
a.       Demam Septik
Pada tipe ini disertai dengan tubuh yang menggigil dan berkeringat. Suhu badan naik tinggi sekali dimalam hari dan turun diatas normal pada pagi hari. Demam yang mulanya tinggi lalu turun ketingkat normal disebut demam hektik.
b.      Demam Remiten
Pada tipe ini suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak akan pernah mencapai suhu tubuh yang normal.
c.       Demam Intermiten
Demam tipe ini suhu badan dapat turun mencapai suhu normal selama beberapa jam dalam sehari. Jika demam yang seperti ini terjadi dua hari sekali maka disebut tersiana dan jika terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d.      Demam kontinyu
Demam kontinyu memberikan variasi suhu sepanjang hari yang perubahan suhunya tidak lebih dari satu derajat. Apabila demam terus menerus tinggi disebut hiperpireksia.
e.       Demam Siklik
Demam siklik mengalami kenaikan suhu tubuh dalam selang waktu beberapa hari dan diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang pada waktu selanjutnya diikuti oleh kenaikan suhu yang normal seperti suhu semula.4

4.      Pengobatan Demam
Secara umum pengobatan demam dapat dilakukan dengan banyak cara mulai dari membuat ramuan – ramuan sendiri dengan bahan – bahan alami ataupun rempah – rempah, pembelian obat herbal secara langsung, obat apotek maupun obat warung, dan bisa juga pemeriksaan ke dokter atau puskesmas serta pengobatan yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan kompres. Meskipun banyak obat – obat instan di dunia luar tetapi kompres adalah cara terbaik karena dilihat dari segi efeknya obat – obatan instan menimbulkan berbagai macam efek mulai dari kantuk, dosis yang terlalu tinggi, kerusakan organ dalam apabila sering dikonsumsi bahkan menimbulkan ketergantungan dan alergi. Selain itu efek kesembuhan yang diberikan juga dalam jangka waktu yang lama bahkan terkadang tidak berefek sama sekali. Sedangkan kompres selain dengan kepraktisan dalam pengobatnnya kompres bisa diterapkan dengan menggunakan alat yang mudah dicari juga memberikan pengaruh sedikit demi sedikit yang akhirnya dapat menyembuhkan penderita dengan lebih efisien dan lebih cepat. Kompres ada dua macam yaitu kompres dingin dan kompres hangat. Kedua macam kompres tersebut mempunyai keefektifan yang berbeda.

a.      Kompres Dingin
Kompres dingin merupakan pengobatan konvensional atau pengobatan dengan cara lama yang diberikan (ditempel) pada bagian dahi penderita demam. Sedangkan kompres dingin adalah suatu keadaan yang memberikan rasa atau suhu dingin di daerah tersebut kepada penderita. Selain ditempel pada dahi kompres dingin dapat diletakkan diketiak atupun tempat – tempat tertentu yang dapat menjangkau suhu tubuh dengan baik.
Kompres dingin bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah perluasan infeksi, mengurangi perasaan nyeri dan pendarahan (Bouwhuizen M, 1986).5 Dengan pemberian suhu dingin maka pembuluh darah akan menyempit dalam keadaan yang semula sehingga darah yang mengalir pada daerah yang terkena air es tersebut akan menurun (Bouwhuizen M, 1986).5  
Beberapa tahun yang lalu mayoritas masyarakat menggunakan pengobatan kompres dingin dengan cara memasukkan air dingin atau air bongkahan es ke dalam baskom lalu dengan memakai sarung tangan pengusap badan atau kain tipis dicelupkan kedalam baskom berisi air es tersebut hingga basah tetapi tidak boleh terlalu basah hingga menetes dan ditempelkan didahi penderita (Bouwhuizen M 1986).5 Proses ini dilakukan secara berulang – ulang dan apabila sarung tangan pengusap badan sudah mulai sedikit mengering maka ulangi proses yang awal lagi hingga suhu tubuh mulai menurun. Pada penggunaan kompres dingin sebaiknya tidak dilakukan lebih dari satu jam agar jaringannya tetap terjaga seperti semula. Kompres dingin dapat memberikan beberapa efek pada tubuh yaitu adanya penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi), mengurangi rasa nyeri, mengurangi rasa gatal, meredakan inflamasi dengan fase vasokontriksi, memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, serta dapat menurunkan permeabilitas kapiler dan metabolisme seluler (R Hegner Barbara dan Caldwell Esther, 1992).6
Menurut saya cara ini memang cara terpraktis pada zaman dahulu dibandingkan dengan obat – obat herbal atau ramuan buatan sendiri yang prosesnya lama dan perlu banyak tahapan untuk membuatnya.  Akan tetapi saya juga kurang setuju dengan penggunaan kompres dingin pada penderita demam karena didalam tubuh kita ternyata ada yang namanya pusat pengatur suhu (thermoregulator) yang dapat mengatur suhu tubuh kita. Cara kerjanya, ketika suhu di sekitar tubuh kita dingin maka pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal ini kemudian menaikkan suhu tubuh kita untuk mengimbangi, jadi tubuh kita terasa hangat. Dan jika kita mengkompres dengan air dingin, yang terjadi adalah air dingin membuat suhu di sekitar dingin sehingga pusat pengatur suhu akan menaikkan suhu tubuh kita . Oleh sebab itu bila dikompres dengan air dingin, yang terjadi bukannya suhu tubuh menurun malah tubuh kita akan semakin tinggi suhunya. Selain itu karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas. Memang pada umumnya dengan kompres dingin bisa sembuh dan dapat meringankan beban penderita akan tetapi keefektifan pengobatannya masih kurang karena efeknya juga akan memberi masalah pada system saraf penderita.

b.      Kompres Hangat
Sedangkan pengobatan non konvensional atau cara modern yang diterapkan pada sakit demam yaitu kompres hangat. Kompres hangat adalah suatu keadaan yang dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat dapat memberikan efek yang baik pada penderita demam salah satunya yaitu dapat menunkan suhu tubuh dengan baik. Selain itu kompres hangat memberikan efek memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, dan merangsang peristaltik usus. Kompres hangat digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri dan pusat pengatur suhu tubuh menerima informasi bahwa suhu tubuh dalam kondisi hangat, oleh karena itu suhu tubuh butuh membutuhkan penurunan suhu. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanismeuntuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas danmeningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap (Smletzer, 2002).7 Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer (Arikunto dan Suharsini, 1998).1
Cara pengobatannyapun tidak berbeda jauh dengan cara pengobatan kompres dingin. Cara yang digunakan paling umum yaitu dengan menyediakan air hangat dengan suhu sekitar 40o C di baskom dan handuk kecil, pertama lipat handuk kecil menjadi beberapa bagian yang sekiranya cukup untuk ditempel lalu celupkan lipatan handuk ke dalam baskom berisi air hangat dan jangan lupa di peras, setelah itu dapat langsung ditempel dibagian tertentu (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Kompres hangat penempatannya berbeda dengan kompres dingin yaitu tidak ditempel dibagian dahi karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala, melainkan ditempel dibagian perut apabila penderita demam tidak memiliki usus buntu, dan selain itu  bisa juga ditempelkan di bagian paha (Nursalam dan Pariani S, 2001).8 Hal ini dilakukan secara berulang – ulang apabila handuknya mulai mengering dan dilakukan secara terus menerus hingga suhu tubuhnya menurun.
Untuk menghindari penggunaan handuk dapat juga dengan tetap melakukan kompres hangat tetapi bahan yang berbeda, yaitu dengan cara menyediakan botol kaca yang sudah steril lalu menuangkan air panas atau air hangat ke dalam botol kaca sampai penuh lalu tutup dengan rapat. Setelah itu tempelkan botol berisi air hangat tersebut dibagian perut bagi penderita demam yang tidak mempunyai usus buntu atau dapat juga ditempel dipaha lalu. Dalam penggunaan bahan botol tidak hanya ditempel saja akan tetapi digulung – gulungkan dibagian tersebut dan dikondisikan masih dalam  keadaan hangat hingga suhu tubuh menurun, apabila airnya sudah mulai dingin maka harus diganti dengan air yang hangat lagi. Agar lebih efektif maka kompres hangat dilakukan tidak lebih dari satu jam agar kulit penderita tidak memerah dan tidak mengalami kerusakan jaringan.
Menurut saya kompres hangat lebih memberikan pengaruh yang baik dan tidak memberikan efek samping yang berlebihan karena dapat meminimalisir suhu tubuh penderita demam. Jika pada kompres dingin menimbulkan rasa kaget pada sarafnya karena pemberian suhu dingin secara langsung maka dengan adanya kompres hangat suhu tubuh penderita yang awalnya tinggi (panas) dapat diimbangi dengan suhu kompres yang berada sedikit dibawah derajat suhu panas penderita jadi lebih bisa memberikan kenetralan dan tidak menimbulkan rasa kaget pada saraf dan juga karena adanya kontak dengan air hangat maka pembuluh darah yang kontak dengan sarung tangan pengusap badan akan sedikit membuka sehingga dapat mempermudah  pengeluaran panas pada tubuh penderita demam.
Dari penelitian dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengobatan demam dengan menggunakan kompres dapat memberikan pengaruh yang besar pada penderita demam. Meskipun banyak pengobatan dengan cara herbal atau cara tradisional tetapi efek yang diberikan lebih lama sedangkan kompres memberikan efek sedikit demi sedikit tetapi cara kerjanya lebih cepat. Dan dari segi kepraktisan kompres memberikan cara yang lebih praktis dibandingkan penggunaan obat herbal ataupun pengobatan lainnya. Sedangkan kompres dapat dilakukan dengan kompres dingin dan kompres hangat. Keduanya mempunyai tingkat kepraktisan yang sama dan penggunaan alat yang mudah dicari.
Pada kompres dingin dapat memberikan efek penyembuhan dimana saat proses pengeluaran panasnya masih sulit dikarenakan adanya vasokontriksi atau penyempitan pada pembuluh darah dan memberikan respon seperti rasa kaget pada sarafnya karena ketika suhu pada kompres dingin maka pusat pegatur suhu akan menangkap sinyal secara tiba – tiba. Jadi kompres dingin tidak memberikan penurunan suhu tubuh melainkan menaikkan suhu tubuh.
Sedangkan kompres hangat memberikan efek penyembuhan dengan proses pembesaran pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga mudah dalam mengeluarkan panas. Cara kerjanya yaitu ketika reseptor pea terhadap panas di hipotalamus melalui sumsum tulang belakang dirangsang dan system efektor mengeluarkan sinyal yang mulai berkeringat dan adanya vasodilatasi perifer.
   Jadi dilihat dari segi kecepatan reaksi dan kepraktisannya pengobatan dengan cara kompres lebih cepat bekerja jika dibandingkan dengan pengobatan lainnya. Dan dilihat dari segi keefektifannya penggunaan kompres hangat lebih memberikan kesembuhan yang lebih efektif dan lebih  mendukung jika dibandingkan dengan penggunaan kompres dingin.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto dan Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek [internet]. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 1998; diakses 12 Desember 2013. Dari : http://askep45kesehatan.com/2011/05/efektifitas-kompres-panas-dan-dingin.html
2.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 2. Jakarta:EGC;1986.
3.      Craft Martha dan Smith Kelly. Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta:Digna Pustaka;2010. P. 45.
4.      Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC – NOC. Jilid I. Yogyakarta: Mediaction;2013. P. 156.
5.      Bouwhuizen M. Ilmu Keperawatan. Bagian ke 1. Jakarta:EGC;1986
6.      R Hegner Barbara dan Caldwell Esther. Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Perawatan [internet]. Edisi ke 6. Jakarta:EGC;1992; diakses pada 13 Desember 2013. Dari : http://books.google.co.id/books?id=QczL68jZF8AC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
7.      Smletzer, S. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC;2002.

8.      Nursalam dan Pariani S. Pendekatan Praktis Metodologi Riset  Keperawatan. Jakarta : CV;2001.